Faraht Lala
Senin, 31 Desember 2012
Jumat, 28 Desember 2012
Praktikum fogging dan miss blower
LAPORAN PRAKTIKUM
FOGGING DAN MIST BLOWER
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Nyamuk
dalam kehidupan sehari hari keberadaan nyamuk sangat dekat dengan manusia.
Nyamuk tinggal dan berkembang biak disekitar lingkungan hidup manusia, dekat
penampungan air, dibawah daun, baju yang tergantung, dalam botol bekas, pot
bunga, saluran air dan lain lain. Secara umum nyamuk dikenal dalam tiga
kelompok: Aedes, Culex, Anopheles. Nyamuk sebagai penyebab demam berdarah dan
juga malaria, oleh karena itu harus ada upaya yang dibutuhkan untuk mencegah
penyakit tersebut.
Metode
yang digunakan dalam pengendalian nyamuk adalah dengan memutus sirkulasi hidup
nyamuk, dengan membasmi nyamuk dewasa dan menghambat perkembangan larva menjadi
nyamuk. Teknis pengendalian yang dilakukan meliputi fogging mesin (pengasapan),
spraying (penyemprotan), mist blower, ultra light fogger (Pengkabutan) dan abatesasi
(penaburan bubuk abate).
1.
Fogging (Pengasapan)
Fogging (pengasapan) adalah salah satu
teknis pengendalian nyamuk yang dilakukan diluar ruangan. Alat yang digunakan
adalah mesin fogging (Termal Fogger). Target dari cara pengendalian ini adalah
nyamuk dewasa yang berada diluar gedung. Area yang biasa dilakukan pengasapan
antara lain Garbage Area (tempat sampah), drainage (STP), pengasapan tebal pada
seluruh jalur got (drainage) yang tertutup treatment dengan insektisida khusus
termal fogger.
2.
Spraying (Penyemprotan).
Spraying atau penyemprotan adalah salah
satu cara pengendalaian nyamuk dengan menggunakan alat semprot berupa knapsack
sprayer atau hand sprayer dan mist blower dengan sasarn nyamuk dewasa, cara ini
dilakukan di dalam dan di luar ruangan. Treatment dilakukan pada semua tempat
yang menjadi persembunyian nyamuk dan kecoa. Bagian bawah/sela (counter, dipan,
meja, lemari, rak file), ruangan yang terbuka (office, lobby, corridor), dan
public area lainnya.
3.
Ultra Light Fogger (Pengkabutan)
Pengkabutan dilakukan khusus dilakukan
didalm ruangan dengan menggunakan peralatan yang disebut ULV. Sasaran dari
penggunaan alat ini adalah untuk membasmi nyamuk dewasa yang terdapat di dalam
ruangan. Dengan menggunakan alat gendong (mist blower) pengkabutan juga dapat
dilakukan di area taman (pohon dan semak) sekitar gedung untuk membasmi nyamuk
jantan dan hama tanaman.
4.
Abateisasi (penaburan abate)
Penaburan bubuk abate biasanya dilakukan
di area genangan air, seperti got, bak penampungan air, kolam ikan, dll. Sedangkan
pengertian dari Mist Blower sendiri adalah alat untuk mengaplikaskan partikel
larutan pestisida dengan pengkabutan untuk mengendalikan lalat, nyamuk.Lebih
efektif dari pengasapan (fogging )karena memiliki efek residual. Lalu
pengertian dari Fogger adalah alat untuk penyemprotan pestisida dengan campuran
minyak solar dalam bentuk asap / kabut ( fogging ).
B.
Tujuan
1.
Agar mahasiswa dapat menggunakan dan
mengoperasionalkan mist blower dan fogger dengan benar.
2.
Agar mahasiswa dapat mengetahui
formulasi yang dipakai untuk mist blower dan fogger.
C.
Manfaat
1.
Mahasiswa mempunyai ketrampilan dalam
menggunakan mist blower dan fogger.
2.
Mahasiswa
mengetahui formulasi yang dipakai dalam mist blower dan fogger.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian Penyemprotan Nyamuk
Penyemprotan
Nyamuk adalah salah satu pekerjaan yang dilakukan oleh operator pest
control yang sistem pekrjaannya adalah dengan melakukan Fogging (pengasapan)
disekitar lingkungan yang sudah ada manusia kena gigitan nyamuk demam berdarah
dan mengakibatkan manusia tersebut menjadi sakit. Untuk menghindari agar nyamuk
demam berdarah tidah bersarang dilingkungan anda diutamakan kebersihan daripada
lingkungan dan disarankan dilakukan Fogging (pengasapan) yang dikerjakan oleh
badan usaha yang profesional. prima professional siap untuk membantu anda
apabila ada terindikasi menderita demam berdarah.
B.
Alat-alat Penyemprotan
Nyamuk memang menyebalkan. Disamping sebagai vektor
penular penyakit, nyamuk juga menimbulkan suara kurang nyaman di pinggir
telinga ketika tidur dan rasa gatal yang menggangu ketika digigitnya. Terkadang
bingung bagaimana cara efektif dalam memberantasnya. Ada alternatif dalam
memberantasnya yaitu dengan cara penyemprotan.
Sering kita menggunakan alat penyemprot nyamuk rumahan
yang sangat familiar dengan kita. Alat yang sederhana berisi racun nyamuk yang
langsung disemprotkan ke udara atau ke kolong tempat tidur. Tetapi tahukah anda
ada beberapa macam alat dan metode dalam hal penyemprotan nyamuk. Berikut ini
beberapa macam peralatan tersebut. Mungkin dapat anda jadikan referensi dalam
pemberantasan nyamuk di sekitar anda.
1. SwingFog.
Swingfog adalah pengasapan
insektisida dengan mesin swingfog dilaksanakan dengan cara menyemprotkan
insektisida ke dalam bangunan rumah atau lingkungan sekitar rumah diharapkan
nyamuk yang berada dihalaman maupun didalam rumah terpapar dengan isektisida dan
dapat dibasmi. Upaya untuk menekan laju penularan penyakit DBD salah satunya
ditunjukkan untuk mengurangi kepadatan vektor DBD secara kimiawi yang dikenal
dengan istilah pengasapan (fogging) yaitu menggunakan alat yang diberi nama
swingfog. Fogging adalah untuk membunuh sebagian besar vektor infektife dengan
cepat, sehingga rantai penularan segera dapat diputuskan. Selain itu kegiatan
ini juga bertujuan untuk menekan kepadatan vektor selama waktu yang cukup sampai dimana pembawa virus tumbuh sendiri.
Alat yang digunakan untuk fogging terdiri dari portable thermal fog
machine dan ultra low volume ground
sprayer mounted.
Fogging yang efektif
dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 07.00 sampai dengan 10.00 dan sore hari
pukul 15.00 sampai 17.00, bila dilakukan pada siang hari nyamuk sudah tidak
beraktiftas dan asap fogging mudah menguap karena udara terlalu panas. Fogging
sebaiknya jangan dilakukan pada keadaan hujan karena sia-sia saja melakukan
pengasapan.
Fogging dapat memutuskan
rantai penularan DBD dengan membunuh nyamuk dewasa yang mengandung virus .
namun, fogging hanya efektif selama dua hari. Selain itu, jenis insektisida
yang digunakan untuk fogging ini juga harus ganti-ganti untuk menghindari
resistensi dari nyamuk.
Selama 40 tahun terakhir,
bahan kimia telah digunakan untuk membasmi nyamuk bagi kesehatan masyarakat
saat ini banyak bermunculan fenomena resistensi terhadap bahan insektisida yang
umum digunakan, antara lain: malathion, temephos, tenthion, permethrin,
profoxur, dan fenithrothion. Cara itu sangat lazim digunakan pada saat outbreak
terutama pada bulam-bulan kritis seranga DBD. Walaupun bahan aktif yang
digunakan itu tidak selalu efektif mengendalikan vektor karena dibeberapa
tempat, Aedes sudah menunjukkan resistensi terhadap beberapa insektisida yang
digunakan. Hampir semua populasi aedes aegypti menunjukkan ketahanan terhadap
insektisida pyrethroid, permethrin, dan deltamethrin. Kalaupun pengasapan masih
digunakan hasilnya hanya dapat menghalau atau membunuh naymuk dewasa tetapi
tidak termasuk larvanya. Pengasapan dengan malathion 4 persen dengan pearut
solar, yang dinilai masih efektif hanya mampu membunuh nyamuk dewasa pada
radius 100-200 meter dari jarak terbang nyamuk yang hanya efektifitas satu
sampai dua. Dalam kondisi seperti itu, penggunaan insektisida selain kurang
efektif dan mahal juga berbahaya mterhadap kesehatan dan lingkungan.
Bahaya Fogging:
a.
Dapat mengganggu
saluran pernapasan
b.
Bila dilakukan
fogging terus menurun nyamuk dapat kebal terhadap bahan kimia.
c.
Dapat
mengakibatkan keracunan terhadap makanan yang
terkena asap fogging.
Cara-cara Pelaksanaan Fogging:
Selama ini masyarakat begitu
mengandalkan fogging untuk menekan laju penularan penyakit DBD. Karena itu ada
beberapa hal penting yang perlu kita ketahui mengenai fogging antara ain sebagai berikut:
a.
Bahwa fogging
efektif untuk membasmi vektor atau
nyamuk Aedes agyepti dewasa saja karena
itu upaya fogging saja tidaklah terlal efekif untuk menekan laju penularan DBD dimasyarakat meski tidak berarti upaya
melakuka fogging sia-sia.
b.
Efek fogging
hanya efektif bertahan selama dua hari.
c.
Selain itu,
jenis insektisida yang dipergunnakan mesti diganti secara periodik untuk
menghindari kekebalan (resistensi nyamuk Aedes)
Hal-hal yang diperhatikan dalam pelaksanaan fogging
dengan swingfog untuk mendapatkan hasil yang optimal adalah sebagai berikut:
a.
Konsentrasi
larutan dan cara pembuatannya. Untuk malathion, konsentrasi larutan adalah
4-5%.
b.
Nozzle yang
dipakai harus sesuai dengan bahan pelarut yang digunakan dan debit keluaraan
yang diinginkan.
c.
Jarak moncong
mesin dengan target maksimal 100 meter.
d.
Kecepatan
berjalan ketika memfogging, untuk swingfog kurang lebih 500 m2 atau
2/3 menit untuk satu rumah dan halamnnya.
e.
Waktu fogging
disesuaikan dengan kepadatan/aktifitas puncak dari nyamuk, yaitu 06.00 sampai
10.00.
Dalam pelaksanaan foging ini
pun telah diperhatikan hal-hal diatas shingga diharapkan hasilnya juga
optimimum.
Mesin pengabut Swing Fog dengan bahan bakar bensin yang dikembangkan oleh Motan, bekerja berdasarkan prinsip
semburan berpulsa. Campuran bahan bakar bensin dan udara secara berseri
dibakar dalam ruang pembakaran yang berbentuk khusus pada getaran sekitar 90
pulsa per detik. Gas hasil pembakaran keluar melalui pipa yang lebih kecil dari
ruang pembakaran. Larutan bahan kimia diujung resonator, lewat arus pulsa gas,
kemudian pecah menjadi jutaan partikel kecil, dihembuskan ke udara dalam bentuk
kabut tebal. Temperatur diujung resonator, tempat cairan bahan kimia mengalir
berkisar antara 40 sampai 60 derajat Celcius tanpa mengurai komposisi bahan
aktif, larutan bahan kimia yang terkena panas disini, tidak lebih dari 4 sampai
5 mili detik. Oleh sebab itu bahan kimia yang peka terhadap panas dapat
dipakai.
Pada
sistem kerja mesin pengabut ini, tidak ada bagian bagian suku cadang yang
bergerak. Tenaga listrik yang berasal dari 4 buah batu batere biasa, hanya
digunakan untuk menghidupkan mesin.
2.
Spraycan
Alat yang satu ini hanya digunakan untuk penyemprotan
nyamuk malaria. Berbentuk seperti alat penyemprot hama. Tidak membutuhkan bahan
bakar untuk menghidupkannya. Tetapi dengan menggunakan udara. Cara kerjanya
yaitu, dengan menyemprotkan bahan aktifnya ( ICON ) yang dicampur dengan air ke
dinding rumah. Output yang dikeluarkannya adalah berbentuk cairan.
Kelebihannya : efektif dalam waktu yang lama. Kurang lebih 2-3 bulan. Fungsinya menahan
nyamuk masuk kedalam rumah dan menghindari nyamuk menempel pada dinding dalam
dan luar rumah.
Kekurangan : membutuhkan waktu yang lama dalam pengerjaanya. Sangat beracun bagi
manusia terutama anak-anak.
3. Penyemprot Biasa dan Hand
Auto Maizer
Ini sering kita gunakan dirumah tangga. Dan banyak
dijual di pasaran. Cara kerjanya hanya menyemprotkan bahan aktif racun nya ke
udara. Output yang dikeluarkannya adalah berbentuk cairan.
Kelebihannya : dapat dikerjakan oleh siapa saja. Murah dan mudah.
Kekurangannya : hanya untuk skala kecil dan rumah tangga.
4.
Max Blower
Adalah
alat yang digunakan untuk merekatkan residu pada tempat sampah atau
danau-danau, rawa-rawa dan lain-lain yang sasarannya yaitu pada larva lalat
untuk menghambat pertumbuhan dari larva lalat serta yang utamanya yaitu larva
dari nyamuk Anopheles.
Penggunaan
dari Max Blower ini yaitu disemprotkan pada tempat sampah dan untuk di danau
yaitu max blower dibawa mengelilinggi danau dengan menggunakan perahu.
BAB III
PEMBAHASAN
Praktikum
yang kami lakukan pada tanggal 5 Desember 2012, bertempat di depan Laboratorium
Rekayasa adalah
1. Mist
blower
Mist blower
adalah salah satu tipe sprayer yang menggunakan tenaga motor berukuran kecil, yang
dikonstruksi untuk dapat memecah suatu cairan atau larutan suspensi menjadi
partikel-partikel yang halus (atomized) dari suatu cairan pengendali
hama dan penyakit tanaman yang berkonsentrasi tinggi ke dalam suatu arus udara
berkecepatan tinggi.
Mist
blower ini di samping dapat menghembuskan bahan dalam bentuk cairan, dapat pula
digunakan untuk menghembuskan bahan kimia dalam bentuk bubuk atau dalam bentuk
butiran, itulah sebabnya mist blower dapat pula disebut duster.
Mist
blower adalah instument yang digunakan untuk membasmi hama dengan cara
mengisinya dengan pestisida yang sesuai. Mist blower berbeda dengan foging
karena foging menghasilkan asap sedangkan mist blower menghasilkan cold fog
atau asap dingin yang lebih berat sehingga partikel akan jatuh ke bawah. Mist
blower bertujuan bukan untuk langsung
membunuh tetapi lebih kepada melekatkan residu yang menyebabkan kecacatan pada
pertumbuhan insekta/serangga.
Cara
penyemprotan yang dilakukan adalah dengan menyemprotkan secara rata pada
tempat-tempat yang berpotensi adanya nyamuk dan berjalan mundur menjauhi tempat
yang sudah disemprot. Ketika melakukan penyemprotan wajib untuk menggunakan
APD (alat pelindung diri) seperti masker
dan sarung tangan. Selain itu menggunakan formulasi/ takaran yang sesuai dan
efektif untuk nyamuk.
2. Foging
Foging
merupakan alat yang digunakan untuk pengendalian persebaran nyamuk. Foging
memiliki bagian-bagian seperti tempat untuk larutan insektisida, mesin atau
diesel, tempat untuk bahan bakar, bagian untuk menyemprot.
Dalam
melakukan foging, hal-hal yang harus diperhatikan adalah waktu ketika melakukan
foging, dosis/takaran insektisida yang digunakan, dan tempat/ lokasi foging.
Waktu yang tepat ketika melakukan foging adalah pada pagi hari ketika angin
belum terlalu kencang berhembus, matahari belum terlalu tinggi karena dapat
mempercepat penguapan insektisida ke awan dan tidak dapat tepat sasaran.
Foging
dilakukan ketika adanya kasus wabah yang terjadi di suatu wilayah akibat nyamuk
Aedes atau Anopheles seperti DBD dan Malaria dan atau wilayah yang dekat dengan
wilayah endemis Malaria/DBD dan berpotensi terjadinya wabah. Pad umumnya,
foging dilakukan oleh petugas dari Dinas Kesehatan atau petugas puskesmas
daerah setempat.
Teknik
atau cara ketika melakukan foging adalah dengan meletakkan foging di bahu dan
berjalan mundur menjauhi arah asap/ fog
yang keluar dari foging.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari
praktikum penggunaan alat mist blower dan fogging dapat disimpulkan bahwa :
1. Cara
penyemprotan yang dilakukan menggunakan mist blower adalah dengan menyemprotkan
secara rata pada tempat-tempat yang berpotensi adanya nyamuk dan berjalan
mundur menjauhi tempat yang sudah disemprot. Ketika melakukan penyemprotan
wajib untuk menggunakan APD (alat
pelindung diri) seperti masker dan sarung tangan. Selain itu menggunakan
formulasi/ takaran yang sesuai dan efektif untuk nyamuk.
2. Teknik
atau cara ketika melakukan foging adalah dengan meletakkan foging di bahu dan
berjalan mundur menjauhi arah asap/ fog
yang keluar dari foging.
B.
Saran
1. Sebaiknya
pelaksanaan foging dilakukan pada pagi hari.
2. Bagi
Mahasiswa Kesehatan Lingkungan
Sebaiknya
Mahasiswa Kesehatan Lingkungan mampu dan terampil mengoperasikan fogger untuk
menekan penyebaran nyamuk penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
3. Bagi
masyarakat
Sebaiknya
menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan 3M+ untuk mencegah terjadinya
penyebaran nyamuk penyebab DBD.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Gusti. 9 Mei 2012. “Swing Fog”.
http://gusti-muhammadh.blogspot.com/2012/05/swingfog.html. diakses pada tanggal 17
Desember 2012.
http://www.pelapak.com/fogger-ulv.html.
diakses pada tanggal 17 Desember 2012.
http://www.pelapak.com/fogger-ulv.html.
diakses pada tanggal 17 Desember 2012.
Pola Hidup Bersih
Ayoo, mulai biasakan hidup bersih dari sekarang, dengan itu hidup akan sehat !!
readmore »»
Sabtu, 05 Mei 2012
jual + pasang behel permanen murah
Kamu ato temenmu ada yang tertarik pasang behel permanen gag, cuma murah kok hanya 700-2 jtaan, uda sama pasangnya, banyak pilihannya, ada yang metal dan ada yang keramik juga, kalo mau info lebih lanjut sms ke (085743371310), makasih :)
readmore »»
Sabtu, 07 April 2012
MAKALAH TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
MAKALAH
TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN
LOGAM BERAT MERKURI (Hg)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Toksikologi Lingkungan
Disusun oleh:
Kelompok 6
1. Nur Hidayati NIM:
P07133111028
2. Ratna Dwi Yulintina NIM:
P07133111030
3. Scarvia Nuzula NIM:
P07133111031
4. Siti Nurjanah NIM:
P07133111032
5. Sri Pangesti Dewi NIM:
P07133111034
KEMENTERIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK
KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang
tak pernah berhenti memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah Toksikologi Lingkungan Logam Berat Merkuri (Hg) ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurah kepada Baginda Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan umatnya yang
masih istiqomah di jalan beliau.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak lepas bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penyusun menyampaikan rasa terima kasih
kepada:
1.
Tuntas Bagyono, SKM, M.Kes, selaku Ketua Jurusan
Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Yogyakarta.
2.
Haryono, SKM, M.Kes, selaku pengampu mata kuliah Toksikologi
Lingkungan Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Yogyakarta.
3.
Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan motivasi
serta bantuan baik secara moral maupun spiritual.
4.
Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah hini.
Penyusun menyadari bahwa “tak ada jalan
yang tak berkelok, tak ada gading yang tak retak”, begitu pula dengan
makalah ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami
harapkan dari semua pihak demi karya yang lebih baik. Akhir kata dengan segala
kerendahan hati semoga makalah ini bermanfaat untuk semua pihak yang
membutuhkan.
Yogyakarta, Maret
2012
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
........................................................................................... i
KATA PENGANTAR
......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
1
A.
Latar Belakang..........................................................................................
1
B.
Tujuan
......................................................................................................
2
C.
Ruang Lingkup......................................................................................... 2
D.
Manfaat
....................................................................................................
2
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
............................................................................ 3
A.
Pengertian................................................................................................ 3
B.
Sumber-Sumber Pencemaran Lingkungan Akibat Merkuri..................... 4
C.
Proses Pencemaran Lingkungan Akibat
Merkuri....................................
7
D.
Dampak Pencemaran Lingkungan Akibat
Merkuri..................................
8
E.
Cara Pengendalian Pencemaran Lingkungan Akibat
Merkuri................. 9
F.
Kasus Pencemaran Lingkungan
Merkuri................................................. 10
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA
..........................................................................................
13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK ) memacu terjadinya pencemaran
lingkungan baik pencemaran air, tanah dan udara. Pencemaran air yang diakibatkan
oleh dampak perkembangan industri harus dapat dikendalikan, karena bila tidak
dilakukan sejak dini akan menimbulkan permasalahan yang serius bagi
kelangsungan hidup manusia maupun alam sekitarnya. Pencemaran logam berat
seperti Pb, Cu, dan Hg dapat mempengaruhi dan menyebabkan penyakit pada
konsumen, karena di dalam tubuh unsur yang berlebihan akan mengalami etoksifikasi (keracunan) sehingga
membahayakan manusia. Logam berat umumnya bersifat racun terhadap makhluk hidup
walaupun beberapa diantaranya diperlukan dalam jumlah kecil. Melalui berbagai
perantara, seperti udara, makanan, maupun air yang terkontaminasi oleh logam
berat, logam tersebut dapat terdistribusi ke bagian tubuh manusia dan sebagian
akan terakumulasikan.
Pencemaran
logam berat adalah masalah yang sangat serius untuk ditangani, karena merugikan
lingkungan dan ekosistem secara umum. Di Indonesia, pencemaran merkuri
ditemukan di banyak tempat, namun tidak pernah ada investigasi atau laporan
adanya penderita penyakit Minamata atau keracunan merkuri. Di Pongkor, Jawa
Barat dilaporkan bahwa konsentrasi Hg di sedimen sungai berkisar antara 0-2.668
ppm, sedang di tanah didapat konsentrasi sebanyak 1-1300 ppm ( Gunradi, 2001 ).
Di Sulawesi Utara, daerah aliran sungai Talawaan diperkirakan PETI
mendekomposisikan Hg sebanyak 1,5- 2 ton Hg/th ke dalam perairan, tanah dan
organisme. Air tanah mengandung Hg 521 % lebih tinggi dari standar yang
berlaku. Air buangan dari proses PETI mengandung Hg 685 % di atas standar; ikan
dan siput mengandung 296 % dan 768 % Hg di atas standar. Hasil Uji TCLP ( Toxicity Characteristic Leaching Procedure
) menunjukkan kadar Hg 134 % lebih tinggi dari standar, yakni 0,2 ppm (
Hadi’atulla, dkk, 2001 ).
Air
raksa (Hg), atau sering disebut juga sebagai
merkuri merupakan satu dari lima unsur golongan logam transisi (bersama cesium,
fransium, galium, dan brom) yang berbentuk cair pada suhu
kamar dan mudah menguap. Kelimpahan Hg di bumi menempati urutan ke-67 di antara
elemen lainnya pada kerak bumi. Di alam, merkuri (Hg) ditemukan dalam bentuk
unsur merkuri (Hg0), merkuri monovalen (Hg1+), dan merkuri bivalen (Hg2+).
Apabila ketika suatu zat pencemar yang berbahaya telah
mencemari permukaantanah dan menguap kemudian terbawa air hujan dan meresap
kedalam tanah maka akan mencemari air tanah.
Berbagai kemungkinan reaksi yang terjadi terhadap logam berat (merkuri)
di dalam tanah adalah (Babich dan Stotzky, 1978) :
1.
Membentuk
senyawa larut, komples dari berbagai macam molekul;
2.
Presipitasi
(penyerapan)
3.
Terinkorporasi
kedalam struktur mineral;
4.
Terakumulasi
atau terfiksasi ke dalam bahan biologi;
5.
Dikompleks
dengan agen pengkhelat;
6.
Diadsobsi dalam
mineral liat atau koloid organic
B.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui dan memahami adanya pencemaran yang
disebabkan oleh logam berat merkuri.
2.
Mengetahui cara-cara pengendalian pencemaran akibat logam
berat merkuri.
3.
Mengetahui proses-proses pencemaran lingkungan akibat
merkuri.
4.
Menganalisis adanya kasus pencemaran lingkungan yang
disebabkan oleh merkuri.
C.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup
pembahasan dalam makalah ini adalah bidang Toksikologi Lingkungan terutama
logam berat merkuri
D.
Manfaat
Dengan membaca
makalah ini diharapkan pembaca dapat lebih mudah untuk memahami penyebab dan
dampak yang ditimbulkan oleh logam berat merkuri dan dapat mencari solusi
penanggulangan pencemaran merkuri, serta mahasiswa dapat bersikap ramah
terhadap lingkungan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian
Air
raksa (Hg), atau sering disebut juga sebagai
merkuri merupakan satu dari lima unsur golongan logam transisi (bersama cesium,
fransium, galium, dan brom) yang berbentuk cair pada suhu
kamar dan mudah menguap. Kelimpahan Hg di bumi menempati urutan ke-67 di antara
elemen lainnya pada kerak bumi. Di alam, merkuri (Hg) ditemukan dalam bentuk
unsur merkuri (Hg0), merkuri monovalen (Hg1+), dan merkuri bivalen (Hg2+).
Selain
untuk kegiatan penambangan emas, logam merkuri digunakan dalam produksi gas khlor dan soda kaustik,
termometer, tambal gigi, dan baterai.
Merkuri dapat berada dalam berbagai senyawa.
Bila bergabung dengan khlor, belerang atau oksigen, merkuri akan membentuk garam yang
biasanya berwujud padatan putih. Garam merkuri sering digunakan dalam krim
pemutih dan krim antiseptik. Merkuri anorganik (logam dan garam merkuri)
terdapat di udara dari deposit mineral, dan dari area industri. Merkuri yang
ada di air dan tanah terutama berasal dari deposit alam, buangan limbah, dan
aktivitas volkanik.
Toksisitas merkuri dapat terjadi dalam
tiga bentuk yaitu :
1.
Merkuri
metal
Rute utama dari pajanan merkuri metal
adalah melalui inhalasi; sebanyak 80 % merkuri metal disabsorpsi. Merkuri metal
dapat di metabolismekan menjadi ion inorganik dan dieksresikan dalam bentuk merkuri
inorganik. Organ yang paling sensitif adalah system syaraf (peripheral
dan pusat). Gejala neurotoksik spesifik adalah tremor, perubahan emosi (gugup,
penurunan percaya diri, mudah bersedih), insomania, penurunan daya ingat, sakit
kepala,penurunan hasil pada tes kognitif dan fungsi motorik. Gejala dapat
bersifat irreversibel jika terjadi peningkatan durasi dan atau dosis merkuri.
Merkuri elemental berbentuk cair dan menghasilkan uap merkuri pada suhu kamar.
Uap merkuri ini dapat masuk ke dalam paru-paru jika terhirup dan masuk ke dalam
sistem peredaran darah. Merkuri elemental ini juga dapat menembus kulit dan
akan masuk ke aliran darah. Namun jika tertelan merkuri ini tidak akan terserap
oleh lambung dan akan keluar tubuh tanpa mengakibatkan bahaya.
2.
Merkuri
anorganik
Merkuri memiliki afinitas yang tinggi
pada terhadap fosfat, sistin, dan histidil rantai samping dari protein, purin, pteridin dan porfirin, sehingga Hg bisa terlibat dalam
proses seluler. Toksisitas merkuri umumnya terjadi karena interaksi merkuri
dengan kelompok thiol dari protein. Beberapa peneliti menyebutkan bahwa
konsentrasi rendah ion Hg+ mampu menghambat kerja 50 jenis enzim sehingga metabolisme tubuh bisa terganggu dengan dosis rendah merkuri.
Garam merkuri anorganik bisa mengakibatkan presipitasi protein, merusak mukosa,
alat pencernaan, termasuk mukosa usus besar, dan merusak membran ginjal ataupun
membran filter glomerulus, menjadi lebih permeabel terhadap protein plasma yang
sebagian besar akan masuk ke dalam urin. Toksisitas akut dari uap merkuri
meliputi gejala muntah, kehilangan kesadaran, mulut terasa tebal, sakit
abdominal, diare disertai darah dalam feses, oliguria, albuminuria, anuria,
uraemia, ulserasi, dan stomatis. Toksisitas garam merkuri yang larut bisa
menyebabkan kerusakan membran alat pencernaan, eksanterma pada kulit,
dekomposisi eritrosit, serta menurunkan tekanan darah. Toksisitas kronis dari merkuri
anorganik meliputi gejala gangguan system syaraf, antara lain berupa tremor,
terasa pahit di mulut, gigi tidak kuat dan rontok, anemia,
albuminuria, dan gejala lain berupa kerusakan ginjal, serta kerusakan mukosa
usus.
3.
Merkuri
organik
Alkil merkuri ataupun metil merkuri
lebih toksik dibandingkan merkuri anorganik karena alkil merkuri bisa membentuk
senyawa lipolhilus yang mampu melintasi membran sel dan lebih mudah diabsorbsi
serta berpenetrasi menuju sistem syaraf, toksisitas merkuri organic
sangat luas, yaitu mengakibatkan disfungsi blood brain barrier, merusak
permeabilitas membran, menghambat beberapa enzim, menghambat sistesis protein,
dan menghambat penggunaan substrat protein. Namun
demikian, alkil merkuri ataupun metil merkuri tidak mengakibatkan kerusakan
mukosa sehingga gejala toksisitas merkuri organic lebih lambat dibandingkan
merkuri anorganik. Merkuri
organik dapat masuk ketubuh melalui paru-paru, kulit dan juga lambung. Senyawa
organo merkuri yang paling umum adalah
metil merkuri, yang terutama dihasilkan oleh mikroorganisme (bakteri) di air
dan tanah. Karena bakteri itu kemudian terikut (termakan) oleh ikan, maka di
ikan cenderung konsentrasi merkurinya akan tinggi. Merkuri apapun jenisnya sangatlah
berbahaya pada manusia karena merkuri akan terakumulasi pada tubuh dan bersifat
neurotoxin. Gejala toksisitas
merkuri organik meliputi kerusakan sistem syaraf pusat berupa anoreksia,
ataksia, dismetria, gangguan pandangan mata yang bisa mengakibatkan kebutaan,
gangguan pendengaran, konvulsi, paresis, koma, dan kematian.
B.
Sumber-Sumber Pencemaran Lingkungan Akibat Merkuri
Merkuri
merupakan elemen alami, sering mencemari lingkungan. Kebanyakan merkuri yang
terdapat di alam dalam bentuk senyawa dengan elemen lain dan jarang dijumpai
dalam bentuk elemen terpisah. Komponen merkuri banyak tersebar di
karang-karang, tanah, udara, air, dan organisme hidup melalui proses fisika,
kimia, dan biologi yang kompleks.
Beberapa sifat merkuri adalah :
1.
Logam murninya berwarna keperakan,
cairan tak berbau, mengkilap.
2.
Akan
memadat pada tekanan 7.640 Atm
3.
Merkuri
merupakan satu-satunya logam yang berwujud cair pada suhu kamar (250C) dan
mempunyai titik beku terendah dibanding logam lain yaitu -390C.
4.
Kisaran
suhu dimana merkuri terdapat dalam bentuk cair sangat lebar yaitu 3960C, dan
kisaran suhu ini merkuri mengembang secara merata.
5.
Mempunyai
volatilitas yang tertinggi dari semua logam.
6.
Ketahanan
listrik sangat rendah sehingga merupakan konduktor terbaik dibanding semua
logam lain.
7.
Banyak
logam yang dapat larut di dalam merkuri membentuk komponen yang disebut dengan
amalgam.
8.
Merkuri
dan komponen-komponennya bersifat racun terhadap semua makhluk hidup.
Dari sifat kimia dan fisika merkuri membuat
logam tersebut banyak digunakan untuk keperluan kimia dan industri yang jika
penggunaannya tidak sesuai dengan
aturan batasan standar yang ditentukan maka akan menyebabkan adanya pencemaran
lingkungan atau racun di lingkungan. Pencemaran Hg yang pernah diidentifikasi
bersumber dari pabrik plastik dengan bahan baku vinylklorida dan asetaldehida.
Di
Indonesia pencemaran merkuri ditemukan dibanyak tempat namun tidak ada
investigasi atau laporan adanya penderita penyakit minamata atau keracunan
merkuri. Penambangan emas tanpa ijin (PETI) ditemukan di berbagai tempat. Tidak
adanya laporan tentang penyakit minamata di indonesia mungkin disebabkan oleh
karena pencatatan penyakit cacat bawaan yang tidak didasarkan atas penyebab,
dan cacat bawaan dapat disebabkan oleh banyak hal. Juga, laporan keracunan
dilaporkan menjadi satu kesatuan saja. Kadar
merkuri yang tinggi pada perairan umumnya diakibatkan oleh buangan industri
(industrial wastes) dan akibat sampingan dari penggunaan senyawa-senyawa
merkuri di bidang pertanian. Penggunaan merkuri di dalam industrti sering
mengakibatkan pencemaran lingkungan, baik melalui air limbah maupun melalui
sistem ventilasi udara. Merkuri dapat berada dalam bentuk metal,
senyawa-senyawa anorganik dan senyawa organic.
Terdapatnya merkuri di perairan dapat
disebabkan oleh dua hal, yaitu:
1.
Oleh kegiatan
perindustrian,
seperti pabrik cat, kertas, peralatan listrik, chlorine dan coustic soda
2.
Oleh
alam itu sendiri,
melalui proses pelapukan batuan dan peletusan gunung berapi.
Penggunaan merkuri yang terbesar
adalah dalam industri klor-alkali, di mana produksi klorin (Cl2) dan
kaustik soda (NaOH) dengan cara elektrolisis garam NaCl. Kedua bahan ini
sangata banyak gunanya sehingga diproduksi dalam jumlah tinggi setiap tahun.
Fungsi merkuri dalam proses ini adalah sebagai katode dari sel elektroda.
Penggunaan kedua terbesar adalah dalam produksi alat-alat listrik untuk berbagai keperlua. Sebagai contoh, misalnya lampu uap merkuri yang banyak digunakan dalam penerangan jalan dan pabrik karena mempunyai biaya instalasi dan operasi yang lebih rendah daripada lampu pijar dan dapat dioperaasikan pada tegangan tinggi. Pengguna lainnya, misalnya pada baterai merkuri yang mempunyai umur relatif panjang dan dapat digunakan pada kondisi suhu dan kelembaban yang tinggi.
Penggunaan merkuri terbesar ketiga beserta komponen-komponennya dalah fungisida. Dalam hal ini merkuri digunakan untuk membunuh jamur di dalam cat, pulp, kertas dan industri-industri pertanian. Cat yang digunakan untuk kapal sering ditambah merkuri okside (HgO) sebagai antijamur atau merkuri asetat sebagai antilapuk.
Fenil merkuri asetat (FMA) merupakan komponen organomerkuri yang banyak digunakan secara komersil untuk mecga pembentukan lendir pada pulp kertas yang masih basah selama pengolahan dan penyimpanan. Tetapi penggunaan organomekuri untuk kepentingna tersebut telah dilarang oleh Food And Drug Adminitration (FDA) karena dapat mengkontaminasi makanan yang dibungkus dengan kertas tersebut.
Penggunaan kedua terbesar adalah dalam produksi alat-alat listrik untuk berbagai keperlua. Sebagai contoh, misalnya lampu uap merkuri yang banyak digunakan dalam penerangan jalan dan pabrik karena mempunyai biaya instalasi dan operasi yang lebih rendah daripada lampu pijar dan dapat dioperaasikan pada tegangan tinggi. Pengguna lainnya, misalnya pada baterai merkuri yang mempunyai umur relatif panjang dan dapat digunakan pada kondisi suhu dan kelembaban yang tinggi.
Penggunaan merkuri terbesar ketiga beserta komponen-komponennya dalah fungisida. Dalam hal ini merkuri digunakan untuk membunuh jamur di dalam cat, pulp, kertas dan industri-industri pertanian. Cat yang digunakan untuk kapal sering ditambah merkuri okside (HgO) sebagai antijamur atau merkuri asetat sebagai antilapuk.
Fenil merkuri asetat (FMA) merupakan komponen organomerkuri yang banyak digunakan secara komersil untuk mecga pembentukan lendir pada pulp kertas yang masih basah selama pengolahan dan penyimpanan. Tetapi penggunaan organomekuri untuk kepentingna tersebut telah dilarang oleh Food And Drug Adminitration (FDA) karena dapat mengkontaminasi makanan yang dibungkus dengan kertas tersebut.
Logam merkuri juga digunakan sebagai
katalis dalam industri kimia, terutama pada industri vinil klorida yang
merupakan bahan dasar berbagai plastik. Kasus keracunan merkuri yang terbesar yang terjadi di Teluk Minamata, dalam tahun
1953-1960 disebabkan oleh buangan merkuri dari pabrik vinil kloride.
Logam merkuri juga digunakan di dalam
termometer dan alat-alat pencatat suhu karena bentuk cairannya ada pada kisaran
suhu yang lebar, sifatnya uniform, koefisein muai panasnya besar dan
konduktivitas listriknya
besar.
Namun pencemaran merkuri yang
disebabkan kegiatan alam pengaruhnya terhadap biologi maupun ekologi tidak signifikan. Di antara beberapa sumber polutan
yang menyebabkan penimbunan merkuri di lingkungan laut, menurut MANDLLI di
dalam PORTMANN (1976) yang terpenting adalah industri penambangan logam,
industri biji besi, termasuk metal plating, industri yang memproduksi bahan
kimia, baik organik
maupun anorganik, dan offshore dumping sampah domestik, lumpur dan lain-lain.
C.
Proses Pencemaran Lingkungan Akibat Merkuri
Merkuri merupakan benda
cair,hydrargyrum, air/cairan perak unsur golongan transisi berwarna
keperakan dan merupakan satu dari lima unsur yang berbentuk cair
dalam suhu kamar serta mudah menguap. Karena merupakan benda cair sehingga
merkuri dengan mudah meresap ke dalam tanah. Tanah yang mengandung 50 %
pori-pori yang terisi air dan udara lebih mempermudah merkuri yang merupakan
benda cair untuk bereaksi ke dalam tanah Secara alamiah, pencemaran Hg berasal
dari kegiatan gunung api atau rembesan air tanah yang melewati deposit Hg.
Apabila masuk ke dalam air tanah, kemudaia air tanah mengalir masuk
menuju ke perairan dengan system. permeabilitas tanah. Merkuri mudah bereaksi
dengan unsur yang ada dalam tanah dan air dan membentuk HgCl
(merkurianorganik). Merkuri anorganik akan berubah oleh peran mikro organisme.
Merkuri dapat pula bersenyawa dengan karbon membentuk senyawa
organomerkuri. Senyawa organo merkuri yang paling umum adalah methyl merkuri
yang dihasilkan oleh mikro organisme dalam tanah dan air.
Komponen merkuri yang digunakan dalam
pestisida, umumnya memasuki tanah dengan jumlah 1g/ha sampai 200g/ha (0,0005±0,1
ppm), yang mana apabila lebih dari tingkatan itu dapat menghancurkan organik
dalam tanah dan nitrogen dalam mineral tanah. Tanah mengandung CO2 dengan
kesuburan tanah NH2dan NaOH. Merkuri dapat bereaksi dengan nitrogen
tanah membentuk methyl mercuryHg(NO2)3. Methyl merkuri
dapat terendap dengan skala waktu yang cukup lama di dalam tanah karena merkuri
stabil dan tidak dapat dipisahkan bahkan dicampurkan dengan zat lain
Proses
metabolisme sebagian dari alkil merkuri akan diubah menjadi senyawa merkuri anorganik
dan akan terakumulasi pada organ hati dan ginjal. Senyawa alkil merkuri dalam
tubuh selama 70 hari dan dikeluarkan dari dalam tubuh sebagai hasil samping
metabolisme. Jumlah hasil alkil merkuri yang dikeluarkan sebagai hasil samping
metabolisme tubuh hanyalah mencapai 1 % dari total alkil yang masuk, 99 %
terakumulasi dalam berbagai organ dalam tubuh. Pembuangan senyawa merkuri
organik dari dalam tubuh berkaitan erat dengan sistem urinaria atau sistem
pembuangan. Merkuri yang masuk ke dalam hati akan terbagi 2:
1.
Sebagian akan terakumulasi pada hati
2.
Sebagian lainnya akan dikirim ke empedu
Dalam kantung empedu senyawa merkuri organik akan
dirombak untuk dapat dihancurkan dan dimusnahkan daya racunnya, hasil
perombakan berupa senyawa merkuri anorganik yang kemudian dikirim lewat darah
ke ginjal. Pada ginjal, senyawa merkuri anorganik ini mengalami proses
pemilahan akhir, dimana akan terakumulasi pada ginjal dan lainnya dibuang
bersama urin.
Wanita
hamil yang terpapar oleh senyawa alkil merkuri dapat menyalurkan pada janin
yang dikandungnya. Senyawa alkil merkuri masuk bersama makanan melewati
plasenta dibawa oleh peredaran darah ke janin. Kontaminasi yang disebabkan oleh
alkil merkuri dapat merusak otak janin sehingga bayi menjadi cacat. Wanita
menyusui yang terpapar oleh senyawa metil merkuri dapat mengakibatkan keracunan
merkuri pada bayi yang disusui.
D.
Dampak Pencemaran Lingkungan Akibat Merkuri
Telah kita ketahui merkuri digunakan
dalam bidang perindustrtian, tetapi penggunaan merkuri di dalam industri sering
mengakibatkan pencemaran lingkungan dan kesehatan manusia. Merkuri
dapat terakumulasi
dilingkungan dan dapat meracuni hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme. Acidic permukaan air dapat mengandung
signifikan jumlah raksa. Bila nilai pH adalah antara lima dan tujuh, maka
konsentrasi raksa di dalam air akan meningkat karena mobilisasi raksa dari
dalam tanah. Setelah raksa telah mencapai permukaan air atau tanah mikroorganisme dapat dikonversi ke methyl mercury,
suatu zat yang dapat diserap oleh sebagian besar organisme dengan cepat dan
diketahui menyebabkan kerusakan saraf. Ikan adalah organisme yang menyerap
jumlah besar methyl raksa dari permukaan air setiap hari. Akibatnya, methyl
raksa dapat ikan dan menumpuk di dalam rantai makanan yang merupakan bagian
dari mereka. Efek yang telah raksa pada hewan adalah kerusakan ginjal, gangguan
perut, intestines kerusakan, kegagalan reproduksi DNA dan perubahan.
Penting untuk diketahui, air raksa
sangat beracun bagi manusia, air raksa yang sudah masuk ke dalam tubuh manusia,
tidak dapat dibawa keluar. Merkuri memiliki sejumlah efek yang sangat
merugikan pada manusia, di antaranya sebagai berikut:
1.
Keracunan
oleh merkuri nonorganik terutama mengakibatkan terganggunya fungsi ginjal dan
hati.
2.
Mengganggu
sistem enzim dan mekanisme sintetik apabila berupa ikatan dengan kelompok
sulfur di dalam protein dan enzim.
3.
Merkuri
(Hg) organik dari jenis metil-merkuri dapat memasuki placenta dan merusak janin
pada wanita hamil sehingga menyebabkan cacat bawaan, kerusakan DNA dan
Chromosom, mengganggu saluran darah ke otak serta menyebabkan kerusakan otak.
Toksisitas kronis berupa gangguan
sistem pencernaan dan sistem syaraf atau gingvitis. Akumulasi Hg dalam tubuh
dapat menyebabkan tremor, parkinson, gangguan lensa mata berwarna abu-abu,
serta anemia ringan, dilanjutkan dengan gangguan susunan syaraf yang sangat
peka terhadap Hg dengan gejala pertama adalah parestesia, ataksia, disartria,
ketulian, dan akhirnya kematian. Wanita hamil yang terpapar alkil merkuri bisa
menyebabkan kerusakan pada otak janin sehingga mengakibatkan kecacatan pada
bayi yang dilahirkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak janin lebih
rentan terhadap metil merkuri dibandingkan dengan otak dewasa. Konsentrasi Hg
20 µgL dalam darah wanita hamil sudah dapat mengakibatkan kerusakan pada otak
janinMerkuri memiliki afinitas yang tinggi terhadap fosfat, sistin, dan
histidil yang merupakan rantai samping dari protein, purin, pirimidin,
pteridin, dan porifirin. Dalam konsentrasi rendah ion Hg+ sudah mampu
menghambat kerja 50 enzim yang menyebabkan metabolisme tubuh terganggu. Garam
merkuri anorganik bisa mengakibatkan presipitasi protein, merusak mukosa
saluran pencernaan, merusak membran ginjal maupun membran filter glomerulus. Toksisitas kronis dari merkuri organik
ini dapat menyebabkan kelainan berkelanjutan berupa tremor, terasa pahit di
mulut, gigi tidak kuat dan rontok, albuminuria, eksantema pada kulit,
dekomposisi eritrosit, serta menurunkan tekanan darah.
E.
Cara Pengendalian Pencemaran Lingkungan Akibat Merkuri
Pencemaran air oleh merkuri tidak bisa diatasi hanya dengan cara
penyaringan, koagulasi kopulasi, pengendapan, atau pemberian tawas. Hal ini
karena merkuri di air
berbentuk ion. Cara terbaik untuk menghilangkan merkuri dalam air ini adalah dengan
pertukaran ion. Yaitu mempergunakan suatu resin yang mampu mengikat ion merkuri hingga menjadi jenuh, kemudian
diregenerasi kembali dengan penambahan suatu asam, sehingga merkuri bisa dinetralisir. Mencegah merkuri tidak masuk perairan. Pada penelitian
dengan sampel kecil dilakukan pada pekerja tambang yang terekpos air raksa
diberikan DMSA dan NAP. Obat ini bekerja dengan cara memperkecil partikel air
raksa,sehingga pengeluaran ke ginjal bisa di tingkatkan. melakukan AMDAL
terhadap suatu perusahaan yang menggunakan air raksa harus dilakukan dengan
benar dan sanksi yang tegas apabila AMDALnya membahayakan kesehatan manusia dan
lingkungan.
Pengendalian / penanggulangan
pencemaran air di Indonesia telah diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor 82
tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air. Secara
umum hal ini meliputi pencemaran air baik oleh instansi ataupun non-instansi.
Salah satu upaya serius yang telah dilakukan Pemerintah dalam pengendalian
pencemaran air adalah melalui Program Kali Bersih (PROKASIH).
Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha
untuk menanggulangi pencemaran, yaitu penanggulangan secara non-teknis dan
secara teknis. Penanggulangan secara non teknis yaitu suatu usaha untuk
mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan
yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan
industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran. Peraturan perundangan
ini hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri
yang akan dilaksanakan, misalnya meliputi AMDAL, pengaturan dan pengawasan
kegiatan dan menanamkan perilaku disiplin. Sedangkan penanggulangan secara teknis
bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya
dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat
mengurangi pencemaran.
Selain itu juga, suatu laporan yang dibuat oleh Enviromental Protection Agency (EPA) memuat beberapa rekomedasi untuk mencegah terjadinya pencemaran merkuri di lingkungan. Rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut :
Selain itu juga, suatu laporan yang dibuat oleh Enviromental Protection Agency (EPA) memuat beberapa rekomedasi untuk mencegah terjadinya pencemaran merkuri di lingkungan. Rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Pestisida
alkil merkuri tidak boleh digunakan lagi.
2.
Penggunaan
pestisida yang menggunakan komponen merkuri lainnya dibatasi untuk
daerah-daerah tertentu.
3.
Semua induatri yang menggunakan merkuri harus membuang
limbah industri dengan terlebih dahulu mengurangi jumlah merkurinya hingga
batas normal.
Pelaksanaan rekomendasi tersebut tidak
seluruhnya dapat memecahkan masalah pencemaran merkuri di lingkungan.
Pencemaran tetap terjadinya pada lumpur di dasar sungai atau danau dan
menghasilkan CH3Hg+ yang dilepaskan ke badan air sekililingnya.
F.
Kasus Pencemaran Lingkungan Merkuri
SUKABUMI, TRIBUN – Wakil Bupati
Sukabumi, Marwan Hamami menduga merkuri atau air raksa mencemari warga dalam
penambangan emas di sepanjang sungai Cibangban, Pelabuhan Ratu yang bermuara ke pantai. Sejumlah
warga di sekitar kawasan wisata itu yang bekerja sebagai penambang emas mulai mengalami gangguan
pada kulit.
Kami menerima informasi dari petugas
puskesmas di lapangan bahwa benar pencemaran mercury akibat penggunaan air
raksa yang dilakukan warga setempat untuk menambang emas di pesisir pantai
itu,’ ujar Marwan, di Pendopo Sukabumi, Rabu (5/7).
Marwan mengatakan, pencemaran di
kawasan wisata tersebut sudah mulai berdampak. Beberapa warga yang tinggal di
Sungai Cibangban mulai mengeluhkan penyakit kulit yang mendera mereka. Bahkan ada warga yang
menderita kulit melepuh dan warna kulit mereka jadi berbintik-bintik,’ kata
Marwan, seusai menghadiri pelepasan kontingan Kabupaten Sukabumi ke ajang Pekan
Olah Raga Provinsi (Porprov) Jawa Barat, kemarin.
Menurut Marwan, dugaan sementara
gejala penyakit kulit yang dialami warga di sana akibat sisa bahan kimia
merkuri yang mengalir dari sungai Cibangban hingga ke pantai. Jadi kegiatan
penambangan emas di kawasan itu cukup membahayakan kesehatan manusia. Terutama
tercemarnya air sungai Cibangban,’ ungkap Marwan.
Lebih lanjut Marwan menjelaskan,
pihaknya sudah meminta Badan Lingkungan Hidup (BLH) untuk meneliti penyebab
penyakit kulit yang diderita warga. Apakah penyebab penyakit itu akibat
pencemaran bahan merkuri atau penyebab lainnya, kata Marwan, pihaknya masih
menunggu hasil penelitian pihak BLH. Sampai saat ini kami belum menerima
laporan dari BLH, sampai sejauh mana resiko pencemaran merkuri di Sungai
Cibangban hingga ke pantai,’ kata Marwan.
Berdasar pengamatan Tribun,
penambangan emas di pantai dan sungai kawasan Cibangban dilakukan warga
setempat secara manual. Aktivitas itu dilakukan warga sejak tiga bulan lalu,
terutama setelah pasir di pantai Cibangban ditemukan serbuk emas. Warga
melakukan penambangan bila air laut surut. (rot)
Analisis dari permasalahan diatas adalah :
1.
Penyebab pada kasus di atas adalah merkuri atau air raksa mencemari warga dalam
penambangan emas di sepanjang sungai Cibangban, Pelabuhan Ratu yang bermuara ke pantai.
2.
Dampak dari kasus menyebabkan warga di sekitar kawasan wisata itu
yang bekerja sebagai
penambang emas mulai mengalami gangguan pada kulit seperti kulit melepuh dan warna kulit mereka
jadi berbintik-bintik.
3.
Penenggulangannya dapat dilakukan pemeriksaan pencemaran
air untuk dikendalikan dengan baku mutu pencemaran air dan penyembuhan penyakit
yang menyerang warga.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
1. Logam merkuri
atau yang dikenal dengan air raksa merupakan salah satu logam berat yang
tersebar luas di alam
2. Merkuri termasuk
unsur relatif stabil karena tidak terlalu mudah rusak oleh air atau asam
karena memiliki potensial reduksi rendah yang hampir mirip dengan perak.
3.
Toksisitas
merkuri dapat terjadi dalam tiga bentuk yaitu :
a.
Merkuri
metal
b. Merkuri anorganik
c. Merkuri organik
4.
Merkuri dapat mencemari air laut, air tanah dan tanah
sehingga mengganggu kesehatan baik secara fisik, psikomotorik maupun
psikologik.
5.
Pada
prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran, yaitu
penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis. Penanggulangan secara non
teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara
menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan
mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak
terjadi pencemaran. Sedangkan penanggulangan
secara teknis bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya,
misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang
dapat mengurangi pencemaran.
B.
Saran
1. Dengan pengalaman
adanya banyak kerusakan akibat bencana dari kasus penyakit yang ditimbulkan
dari merkuri menjadi awal sebagai titik balik kita untuk mengemban
langkah-langkah dalam melindungi lingkungan telah mengalami kemajuan yang
signifikan.
2.
Perlunya kerja sama antara pemerintah dengan masyarakat
untuk sama-sama memiliki kesadaran untuk menjaga kesehatan lingkungan sekitar
kita demi kelestarian lingkungan saat ini dan generasi yang akan datang.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Soemirat, Juli, dkk. 2007. Toksikologi Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
2.
Darmoni. 2009. Farmasi
Forensik dan Toksikologi. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
3.
Admin.
2009. Isu Terkini. http://www.tekmira.esdm.go.id/currentissues/?p=67. 30 Maret 2012.
4. Juwilda.
2011. Pencemaran Air oleh Limbah Merkuri.
http://jjuiam.blogspot.com/2011/02/pencemaran-air-oleh-limbah-merkuri.html. 30 Maret 2012.
5. Puspita, desy. 2010. Penyebab Limbah serta Cara Penanggunalangannya. http://desypuspita.wordpress.com/2010/03/22. 30
Maret 2012.
Langganan:
Postingan (Atom)