MAKALAH
TOKSIKOLOGI
PENCEMARAN Pb TERHADAP KESEHATAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah toksikologi
Disusun
oleh :
1. Anisau
Latifah NIM.
P07133111001
2. Arlinda
Novitasari NIM.
P07133111002
3. Brilliantina
Aisyah Jasmin NIM. P07133111003
4. Danan
Rizki Pranata NIM.
P07133111004
5. Deavita
Intan Pradani NIM.
P07133111005
KEMENTERIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK
KESEHATAN YOGYAKARTA
KESEHATAN
LINGKUNGAN
2012
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya, sehingga makalah
toksikologi dapat selesai tepat waktu.
Terwujudnya
makalah toksikologi tidak lepas dari bantuan berbagai pihak maka kami
mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada :
1. Tuntas
Bagyono SKM, M.Kes selaku ketua jurusan kesehatan lingkungan
2. Haryono
selaku pengampu mata kuliah toksikologi.
3. Ayah
dan ibu tercinta yang selalu memberi motivasi dan bantuan baik secara moril
maupun spiritual.
4. Semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah bahasa Indonesia ini.
Kami
sadar bahwa makalah toksikologi ini belum sempurna, masih banyak terdapat
berbagai kekurangan di sana – sini, masih membutuhkan bantuan yang dapat
menyempurnakan makalah ini, untuk itu kami sangat mengharap kritik saran yang
membangun.
Demikian
yang dapat kami tulis, kami berharap makalah toksikologi ini dapat bermanfaat
bagi mahasiswa Poltekkes Kemenkes Yogyakarta pada umumnya dan bagi mahasiswa
jurusan kesehatan lingkungan.
Yogyakarta,
Maret 2012
Penyusun
BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Pencemaran
lingkungan oleh mikroba patogen dan bahan kimia toksik yang menyebabkan
penyakit dan toksisitas pada makhluk hidup termasuk manusia, dewasa ini menjadi
isu yang sangat penting. Pabrik, usaha pemurnian logam dan semua kegiataan
usaha yang menyebabkan pencemaran dan berakibat buruk terhadap kesehatan
penduduk sekitarnya dikategorikan pelaku tindak pidana kejahatan. Sehingga
petugas penegak hukum atau seorang ahli farmasi forensik dilibatkan dalam
penyidikan kasus pencemaran lingkungan ini (Darmono, 2008).
Pencemaran
udara yang ditimbulkan oleh asap buangan pabrik dan pencemaran air permukaan
yang disebabkan limbah cair dari pabrik, begitu juga pencemaran air tanah akan
menimbulkan dampak negatif bagi penduduk di sekitarnya. Pencemaran tersebu akan
terbukti dengan analisis limbah pabrik tersebut dan dapat diamati dari kondisi
gejala yang terjadi pada penduduk sekitarnya (Darmono, 2008).
Di
negara Indonesia sumber pencemar pada saat ini masih terus diteliti. Dari data
sumber pencemar air di Amerika Serikat tahun 1968 sumber pencemar dari
transportasi berjumlah 90,5 ton/tahun. Dengan jumlah tersebut dapat
diperkirakan sumber pencemar di Indonesia didominasi dari transportasi
(Wardana, 2004).
Pb
sebagai gas buang kendaraan bermotor dapat membahayakan kesehatan dan merusak
lingkungan. Pb yang terhirup oleh manussia setiap hari akan diserap, disimpan,
dan kemudian ditampung dalam darah. Bentuk kimia Pb merupakan faktor penting
yang mempengarui sifat-sifat Pb di dalam tubuh. Komponen Pb organik misalanya
tetra ethil Pb segera dapat terabsorbsi oleh tubuh melalui kulit dan membran
mukosa. Pb organik di absorbsi terutama melalui saluran pencernaan dan
pernafasan dan merupakan sumber Pb utama di dalam tubuh (bplhdjabar.go.id,
2009).
Selain
mengakibatkan pencemaran udara efek Pb dapat menyerang ibu hamil. Menurut Pusat
Pengendalian Penyakit AS, sistem ssyaraf janin yang perkembang rentan pada
racun timbal. Racun syaraf diamati pada anak dari wanita yang terpapar karena
kemampuan timbal melintas halangan plasenta dan menyebabkan cacat syaraf janin.
Masalah khusus wanita hamil adalah penumpukan timbal di tulang di lepaskan ke
darah saat hamil. Beberapa studi memberi bukti ibu hamil yang terkena paparan
timbal walaupun sedikit dapat mengakibatkan gangguan intelektual dan perubahan
perilaku pada anak (Educationmade.blogspot.com, 2011).
B. Rumusan
masalah
1.
Bagaimana
efek Pb terhadap kesehatan manusia ?
2.
Apa
pengaruh Pb di lingkungan sekitar ?
3.
Bagaimana
penyebaran, sifat, dan penggunaan Pb dalam kehidupan manusia ?
4.
Bagaimana
reaksi kation Pb ?
C. Tujuan
1.
Untuk
mengetahui efek Pb terhadap kesehatan manusia.
2.
Untuk
mengetahui pengaruh Pb di lingkungan sekitar.
3.
Untuk
mengetahui penyebaran, sifat, dan penggunaan Pb dalam kehidupan manusia.
4.
Untuk
mengetahui reaksi kation Pb.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Penyebaran,
Sifat, dan Penggunaan Pb
Timbal atau dalam keseharian
lebih dikenal dengan nama imah hitam,
dalam bahasa ilmiahnya dinamakan plumbum,
dan logam ini disimbolkan dengan Pb. Penyebaran
logam timbal di bumi sangat sedikit. Jumlah timbal yang terdapat di seluruh
lapisan bumi hanyalah 0,0002% dari jumlah seluruh kerak bumi. Jumlah ini sangat
sedikit jika dibandingkan dengan jumlah kendungan logam berat lainnya yand ada
di bumi.
Melalui proses-proses geologi,
timbal terkonsentrasi dalam deposit seperti bijih logam. Persenyawaan bijih
logam timbl ditemukan dalam bentuk galena
(PbS), anglesit (PbSO4)
dan dalam bentuk minim (Pb3O4).
Boleh dikatakan bahwa timbal tidak pernah ditemukan dalam bentuk logam
murninya. Bijih-bijih logam timbal ini bergabung dengan logam-logam lain
seperti perak (argentum-Ag), seng (zincum-Zn), arsen (arsenicum-Ar), logam stibi (stibium-Sb) dan dengan logam bismut (bismuth-Bi).
Bijih-bijih logam timbal yang diperoleh
dari hasil penambangan hanya mengandung sekitar 3% sampai 10% timbal. Hasil ini
akan dipekatkan lagi sampai 40%, sehingga didapatkan logam timbal murni.
Produksi penambangan logam timbal dunia sampai tahun 1974 telah mencapai hasil
3.844.687 ton logam timbal murni. Semua itu berasal dari penambangan logam di
AS, Uni Soviet, Australia, Kanada, Peru, Meksiko, Yugoslavia, Korea, Cina dan
Maroko.
Logam timbal atau Pb mempunyai
sifat-sifat yang khusus seperti berikut:
1.
Merupakan
logam yang lunk, sehingga dapat dipotong dengan menggunakan pisau atau dengan
tangan dan dapat dibentuk dengan mudah.
2.
Meruakan
logam yang tahan terhadap peristiwa korosi atau karat, sehingga logam timbal
sering digunakan sebagai bahan coating.
3.
Mempunyai
titik lebur rendah, hanya 327,5 °C.
4.
Mempunyai
kerapatan yang lebih besar dibandingkan dengan logam-logam bisa, kecuali emas
dan merkuri.
5.
Meruakan
penghantar listrik yang tidak baik.
Timbal
dan persenyawaannya banyak digunakan dalam berbagai bidang. Dalam industri
baterai, timbal digunakan sebagai grid
yang meruapakan alloy (suatu persenyawaan) dengan logam bismut (Pb-Bi) dengan
perbandingan 93:7. Timbal oksida (PbO4) dan logam timbal dalam
industri baterai digunakan sebagai bahan yang aktif dalam pengaliran arus
elektron. Kemampuan timbal dalam membentuk alloy dengan banyak logam lain telah
dimanfaatkan untk meningkatkan sifat metalurgi dari logam ini dalam penerapan
yang sangat luas. Kemampuan Pb untuk berikatan dengan atom N (nitrogen) untuk
membentuk senyawa azida. Senyawa ini meruakan suatu jenis senyawa mempunyai
kemapuan ledakan dengan pencaran energi yang besar. Karena itu, senyawa azida
banyak digunakan sebagai denator (bahan peledak).Bentuk-bentuk dari
persenyawaan yang dibentuk oleh Pb dengan unsur kimia lainnya, serta fungsi
dari bentuk persenyawaan tersebut apat dilihat pada Tabel 1.1 berikut:
Tabel
1.1
Bentuk
Persenyawaan Pb dan Kegunaannya
Bentuk Persenyawaan
|
Kegunaan
|
Pb + Sb
|
Kabel telepon
|
Pb + As + Sn +Bi
|
Kbel listrik
|
Pb + Ni
|
Senyawa azida untuk
bahan peledak
|
Pb + Cr + Mo+ Cl
|
Untuk pewarnaan pada
cat
|
Pb – asetat
|
Pengkilapan keramik
& Bahan anti api
|
Pb + Te
|
Pembangkit listrik
tenaga panas
|
Tetrametil – Pb &
Tetraetil – Pb
|
Aditive untuk bahan
bakar kendaraan bermotor
|
Senyawa
tetrametil-Pb dan tertraetil-Pb dapat diserap oleh kulit. Hal ini disebabkan
kedua senyawa tersebut dapat larut dalam minyak dan lemak. Sedangkan dalam
lapisan udara tetraetil-Pb akan teruarai dengan cepat karena adanya sinar
matahari. Tetraetil-Pb akan teruarai membentuk trietil-Pb, dietil-Pb dan
monoetil-Pb. Semua senyawa uraian dari tetraetil-Pb tersebut memiliki bau yang
spesifik sepert bau bawang putih, sulit larut dalam minyak akan tetapi semua
senywa turunan ini dapat larut dengan baik dalam air. Senyawa-senyawa Pb dalam
keadaan kering dapt terdispersi di dalam
udara, sehingga kemudian terhirup pada saat bernaas, dan sebagian akan menumpuk
di kulit dan atau terserap oleh daun tumbuhan.
Sumber-sumber
lain yang menyebabkan Pb dapat masuk ke udara ada bermacam-macam. Di antara
sumber alternatif ini yang tergolon besar adalah pembakaran batu bara, asap
dari pabrik-pabrik yang mengolah senyawa alkil-Pb, Pb-oksida, peleburan bijih
Pn dan transfer bahan bakar kendaraan bermotor, karena senyawa alkil-Pb yang
terdapat dalam bahan bakar tersebut dengan sangat mudah menguap.
B. Pb
di lingkungan sekitar
1. Timbal
( Pb ) di udara
Jumlah
Pb di udara mengalami peningkatan sangat drastis sejak dimulainya revolusi
industri di Benua Eropa. Asap yang berasal dari cerobong pabrik sampai knalpot
kendaraan telah melepas Pb ke udara. Arus angin menerbangkan debu – debu dan
partikulat – partikulat yang mengandung Pb ke daerah kutub. Debu dan partikulat
tersebut menumpak pada lapisan atmosfer di kutub, dan dibawa turun oleh salju
untuk selanjutnya membentuk lapisan es.
Emisi
Pb pada lapisan atmosfir bumi dapat berbentuk gas dan partikulat. Emisi Pb
dalam bentuk gas, berasal dari gas kendaraan bermotor. Emisi tersebut merupakan
hasil samping dari pembakaran yang terjadi dalam mesin kendaraan. Pb yang
merupakan hasil samping dari pembakaran
berasal dari senyawa tetrametil – Pb dan tetraetil – Pb yang selalu
ditambahkan dalam bahan bakar kendaraan bermotor dan berfungsi sebagai anti
ketuk ( anti-knock ) pada mesin –
mesin kendaraan.
Selain
itu, dalam bahan bakar kendaraan bermotor biasanya ditambahkan pula bahan scavenger, yaitu etilendibromida ( C2H4Br2
) dan etilendikhlorida ( C2H4C12 ). Senyawa
ini dapat mengikat residu Pb yang dihasilkan setelah pembakaran, sehingga di
dalam gas buangan terdapat senyawa Pb dengan halogen.
Kandungan
senyawa Pb dalam berbagai ikatan yang ada dalam asap kendaraan bermotor dapat dilihat
dalam tabel 1.2 berikut :
Tabel
1.2
Kandungan
Senyawa Pb Dalam Gas Buangan
Kendaraan
Bermotor
Senyawa Pb (%)
|
0 jam
|
18 jam
|
PbBrCl
|
32,0
|
12,0
|
PbBrCl.
2PbO
|
31,4
|
1,6
|
PbCl2
|
10,7
|
8,3
|
Pb(OH)Cl
|
7,7
|
7,2
|
PbBr2
|
5,5
|
0,5
|
PbCl2.
2PbO
|
5,2
|
5,6
|
Pb(OH)Br
|
2,2
|
0,1
|
PbOx
|
2,2
|
21,2
|
PbCO3
|
1,2
|
13,8
|
PbBr2.
2PbO
|
1,1
|
0,1
|
PbCO3.
2PbO
|
1,0
|
29,6
|
Senyawa
tetrametil-Pb dan tetraaetil-Pb dapat diserap oleh kulit. Hal ini disebabkan
kedua senyawa tersebut dapat larut dalam minyak dan lemak. Sedangkan dalam
lapisan udara tetraetil-Pb terurai dengan cepat karena adanya sinar matahari.
Tetraetil-Pb akan terurai membentuk trietil-Pb, dietil-Pb dan monoetil-Pb.
Semua senyawa uraian dari putih, sulit larut dalam minyak akan tetapi semua
senyawa turunan ini dapat larut denan baik dalam air. Senyawa-senyawa Pb dalam
keadaan kering dapat terdispersi di dalam uadara, sehingga kemudian terhirup
pada saatbernafas, dan sebagian akan menumpuk di dalam kulit dan atau terserap
oleh daun tumbuhan.
Sumber-sumber
lain yang menyebabkan Pb dapat masuk ke
udara ada bermacam-macam. Di antara sumber alternaif ini yang tergolong
besar adalah pembakaran batu bara, asap dari pabrik-pabrik yang mengolah
senyawa alkil-Pb, Pb-oksida, peleburan bijih Pn dan transfer bahan bakar
kendaraan bermotor, kaena senyawa alkil-Pb yang terdapat dalam bahan bakar
tersebut dengan sangat mudah menguap.
2. Timbal
( Pb ) di air dan makanan
Secara
alamiah, Pb dapat masuk ke badan perairan melalui pengkristalan Pb di udara
dengan bantuan air hujan. Di samping itu, proses korosifikasi dari bantuan
mineral akibat hempasan gelombang dan agin, juga merupakan salah satu jalur
sumber Pb yang akan masuk ke dalam badan perairan. Pb yang masuk ke dalam badan
perairan sebagai dampak dari aktivitas kehidupan manusia ada bermacam bentuk.
Di antaranya adalah air buangan (limbah) dari industri yang berkaitan dengan
Pb, air buangan dari pertambangan bijih timah hitam dan buangan sisa industri
baterai.
Selain
kontaminasi Pb pada minuman, juga ditemukan kontaminasi Pb pada makanan olahan
atau makanan kaleng. Makanan yang telah diasamkan dapat melarutkan Pb dari
wadah atau alat-alat oengolahannya. Proses masuknya Pb ke dalam tubuh dapat
melalui beberapa jalur, yaitu melalui makana dan minuman, udara dan perembesan
atau penetrasi pada selaput atau lapisan kulit. Senyawa-senyawa Pb organik
relatif lebih mudah untuk diserap tubuh melalui selaput lendir atau melalui
lapisan kulit, bila dibandingkan dengan senyawa-senyawa Pb an-organik. Senyawa
Pb organik umumnya masuk ke dalam tubuh melalui jalur pernafasan dan atau
penetrasi melewati kulit. Penyerapan lewat kulit ini dapat terjadi disebabkan
karena senyawa ini dapat larut dalam minyak dan lemak.
C. Keracunan
oleh Logam Pb
Selain
dalam bentuk logam murni, timbal ditemukan dalam bentuk senyawa organik dan
inorganik. Semua bentuk Pb berpengaruh terhadap toksisitas pada manusia.
Pengaruh toksisitas akut jarang di jumpai, tetapi pengaruh toksititas kronis
paling sering ditemukan. Pengaruh toksisitas kronis sering dijumpai pada
pekerja di pertambangan dan pabrik pemurnian logam, pabrik mobil ( proses
pengecatan ), penyimpanan baterai, percetakan, pelapisan logam, dan pengecatan
sistem semprot.
Mekanisme
toksisitas Pb
Timbal
adalah logam toksik bersifat kumulatif sehingga mekanisme toksisitasnya
dibedakan menurut beberapa organ yang dipengaruhinya yaitu sebagaai berikut.
Sistem hemopoietik
1.Pb
mengahambat sistem pembentukan hemoglobin sehingga menyebabkan anemia.
Sistem syaraf pusat dan tepi.
Menyebabkan gangguan ensefalopati dan gejala
gangguan syaraf perifer.
1.
Sistem
reproduksi
Menyebabkan kematian janin waktu melahirkan pada
wanita serta hipospermi dan teratospermia pada pria.
2.
Sistem
kardiovaskuler
Menyebabkan peningkatan permiabilitas kapiler
pembuluh darah.
3.
Sistem
ginjal
Menyebabkan aminoasiduria, fosfaturia, glokusuria,
nefropati, fibrosis, dan atrofi glomerular.
4.
Sistem
endokrin
Mengakibatkan gangguan fungsi tiroid dan fungsi
adrenal.
5.
Sistem
gastro – intestinal
Menyebakan kolik dan konstipasi.
1. Efek
Pb Sintesa Haemoglobin
Sel-sel darah merah merupakan
suatu bentuk kompleks khelat yang di bentuk oleh logam Fe (besi) dengan gugus haeme dan globin. Sintesa dari kompleks tersebut melibatkan 2 macam enzim,
yaitu enzim ALAD (Amino Levukinic Acid Dehidrase) atau asam amino levulinat
dehidrase dan enzim ferrokhelatase.
Enzim ALAD adalah enzim jenis sitoplasma. Enzim ini akan beraksi secara aktif
pada tahap awal sintesa dan selama sirkulasi sel darah merah berlangsung.
Keracunan yang terjadi sebagai
akibat kontaminasi dari loam Pb dapat menimbulkan hal-hal sebagai berikut :
a.
Meningkatkan
kadar ALA ( d-Amino Levulinic Acid ) dalam darah dan urine.
b.
Meningkatkan
kadar protoporphirin dalam sel darah merah.
c.
Memperpendek
umur sel darah merah.
d.
Menurunkan
jumlah sel darah merah.
e.
Menurunkan
kadar retikulosit (sel-sel darah
merah yang masih muda).
f.
Meningkatkan
kandungan logam Fe dalam plasma darah.
1. Efek
Pb Pada Sistem Syaraf
Di antara semua sistem pada organ
tubuh, sistem syaraf merupakan sistem yang paling sensitif terhadap daya racun
yang dibawa oleh logam Pb. Pb dapat menimbulkan kerusakan pada otak.
Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan otak, sebagai akibat dari keracunan
Pb adalah epilepsi, halusinasi, kerusakan pasa otak besar, dan delirium, yaitu sejenis penyakitt gula.
2. Efek
Pb Pada Sistem Reproduksi
Percobaan terhadap tikus
putih jantan dan betina yang diberi perlakuan dengan 1 % Pb – asetat kedalam
makanannya, menunjukkan hasil berkurangnya kemampuan sistem reproduksi dari
hewan tersebut. Embrio yang dihasilkan dari perkawinan yang terjadi tikus
jantan yang diberi perlakuan dengan tikus betina normal, mengalami hambatan
dalam pertumbuhannya. Sedangkan janin pada betina yang diberi perlakuan
mengalami pengukuran dalam ukuran, hambataan pada pertumbuhan dalam rahim induk
dan setelah dilahirkan.
3. Efek
Pb Terhadap Jantung
Organ lain yang dapat diserang
oleh racun yang dibawa oleh logam Pb adalah jantung. Namun sejauh ini perubahan
dalam otot jantung sebagai akibatdari keracunan Pb baru ditemukan pada
anak-anak. Perubahan tersebut dapat dilihat dari ketidaknormalan EKG. Tetapi
setelah diberikan bahan khelat, EKG akan kembali normal.
4.
Efek Pb terhadap ginjal
Senyawa – senyawa Pb yang
terlarut dalam darah akan dibawa oleh darah ke seluruh sistem tubuh. Pada
peredarannya, darah akan terus masuk ke glomerulus yang merupakan bagian dari
ginjal. Dalam glomerulus tersebut terjadi proses pemisahan akhir dari semua
bahan yang dibawa darah, apakah masih berguna bagi tubuh atau
harus dibuang karena
sudah tidak diperlukan lagi. Ikut sertanya senyawa Pb yang terlarut dalam darah
ke sistem urinaria ( ginjal ) dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan pada
saluran ginjal. Kerusakan yang terjadi tersebut disebabkan terbentuknya intranuclear inclusion bodies
yangdisertai dengan membentuk aminociduria,
yaitu terjadinya kelebihan asam amino dalam urine.
Aminociduria dapat
kembali normal setelah selang waktu beberapa minggu, tetapi intranuclear inclusion
bodies membutuhkan waktu bertahun – tahun untuk kembali normal.
5. Efek
Pb terhadap endokrin
Efek yang dapaat ditimbulkan oleh
keracunan Pb terhadap fungsi sistem endokrin mungkin merupakan yang paling
sedikit yang pernah diteliti dibandingkan dengan sistem – sistem lain dari
tubuh.
Pengukuran terhadap steroid dalam
urine pada kondisi paparan Pb yang berbeda dapat digunakan untuk melihat
hubungan penyerapan Pb oleh sistem endokrin. Dari pengamatan yang dilakukan
dengan paparan Pb yang berbeda terjadi pengurangan pengeluaran steroid dan
terus mengalami peningkatan dalam posisi minus. Kecepatan pengeluaran
aldosteron juga mengalami penurunan selama pengurangan konsumsi garam pada
orang yang keracunan Pb dari penyulingan alkohol. Endokrin lain yang diuji pada
manusia adalah endokrin tiroid. Fungsi dari tiroid sebagai hormon akan
mengalami tekanan bila manusia kekurangan I
131 ( yodium isotop 131 ).
7. Efek Pb terhadap gasro
– intestinal
Pada kebanyakan negara
berkembang termasuk Indonesia, toksisitas Pb terjadi pada anak balita, umur
sekitar 2 – 4 tahun yang tinggal di kawasan kumuh dan dibawah standar hidup
layak, sehingga kecukupan gizi sangat dibawah standar. Anak yang hidup dalam lingkugan
tersebut cenderung mempunyai kebiasaan makan sembarangan dan mengkonsumsi bahan
yang tercemar Pb.
Anak usia balita sampai menjelang
kedewasan ( sekitar 10 tahun ), biasanya lebih peka terhadap toksisitas timbel
daripada orang dewasa, hal ini disebakan karena :
a.
Anak
tersebut mengkonsumsi makanan lebih banyak bila dihubungkan dengan setiap unit
bobot badannya.
b.
Absorpsi
Pb lebih intensif dalam saluran pencernaannya.
c.
Organ
vitalnya, seperti otak, ginjal, hati dan tulangnya relatif masih muda dan terus
berkembang. Gejala keracunan akut biasanya dimulai
d.
dengan
hilangnya nafsu makan, diikuti dengan sakit perut dan muntah, tidak ada
keinginan untuk bermain, berjalan
sempoyongan,
sulit berkata, ensefalopati dan akhirnya koma. Sedangkan pada keracunan kronis
tidak begitu terlihat gejalanya secara nyata, tetapi berdasarkan penelitian
menunjukkan bahwa anak akan mengalami kemunduran dalam berpikir sehingga anak
penderita tersebut mejadi bodoh.
E. Upaya
– upaya penanggulangan pencemaran oleh Pb
Lebih baukmencegahdaripadamengobatimerupakansuatu
motto yang tetapdiakuihinggasaatini.Untukitu, sebelumterjadikasus yang
lebihparahperludilakukantindakan-tindakanpencegahan.
Menurut Umar FahmiAchmadmenyatakanpengendalianPb yang
merupakansebagiandari gas buangkendaranbermotorcukupsulit, karenacukupbanyak
variable yang mempengaruhinyadiantaranyacaramengemudi, ketaatanperawatan,
kemacetan, banyaknyakendaraanpribadi,
dll.Untukituperludilakukanbebrapapendekatan ,antara lain :
1.
PendekatanTeknis
Timahhitam yang keluardariknalpotberbentukpartikel
yang sangathalus, adanyapolutantimbal (Pb)
karenadalambensindiberikanbahantambahberupaPb (C2H5)4yaitu
Tetra EthilLead (TEL)
sebagaiupayauntukmeningkatkanangkaoktan.PartikelPbdapatmencemaritanamanpangan,
danbilahasiltanamantersebutdikonsumsimanusiamakadapatmenyebabkankeracunan.
UntukmenghilangkanpolutanPbdapatdilakukansecarateknik,
yaitudenganmengendalikanbahanbakar yang akandigunakanolehkendaraanbermotor. Hal
inidapatdilakukandenganmenggantikan TEL dengan anti knocking yang lain yang
tidakmengandungPb.Mencari
bahan alternatif juga merupakan solusi yang banyak ditawarkan. Bahan bakar
tersebut dapat berupa bahan bakar gas (BBG).
Mobil
listrik merupakan solusi program langit biru yang paling tepat karena tidak
menggunakan motor bakar sebagai tenaga penggerak, melainkan motor listrik
sehingga emisinya nol. Pada saat ini mobil listrik bukan Propotipe lagi
melainkan sudah diproduksi secara massal dan dijual pada pasar mobil.
2. Pendekatan
planatologi, administrasi dan hukum
Pemerintah
mempunyai posisi yang paling srategis dalam upaya pengendalian pencemaran Pb
ini. Pemerintah dapat menyusun tata kota dan rambu lalu lintas yang memungkinkan kendaraan dapat berjalan lancar,
dapat mengontrol kadar Pb dan mengenakan sanksi atas pengendara yang melanggar.
Menurut hasil uji emisi kendaraan bermotor akhir juni 1996 di Jakarta selama 6
hari, sebanyak 60% kendaraan brmotor telah melampaui baku mutu emisi.
Hukum sebagai salah satu sarana dalam upaya untuk
mencegah dan menanggulangi akibat dari emisi gas kendaraan bermotor karena di
undang-undang telah disebutkan syarat – syarat kendaraan bermotor.
3. Pendekatan
Edukasi
Upaya
mengurangi Pb dalam udara bukan hanya tugas pemerintah saja, melainkan tanggung
jawab seluruh rakyat. Untuk itu dapat dilakukan dngan cara :
a.
memberikaninformasisecaraintensifkepadamasyarakattentangdampakPb
padakesehatandanlingkungan ,sertabagaimanacaramengatasinya.
Dengan mengetahui dampak tersebut
diharapkan timbul kesadaran masyarakat untuk melakukan upaya mengatasinya.
b.
melakukanpendidikanpelatihanpada
orang-orang yang potensialmenjadipenyebab meningkatnyapencemaranPb ,sepertipengemudi ,pemilikkendaraanbermotor,mekanik/teknisi yang melakukanperawatankendaraan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam
kehidupan, logam Pb sangat membantu dalam hal pemenuhan kehidupan manusia,
misal untuk pembuatan baterai, bahan bakar kendaraan sebagai penghantar listrik
dll. Namun kurangnya kebijakan manusia dalam menggunakannya secara rasional
membuat Pb sangat berbahaya di alam yang akhirnya juga mengganggu khidupan
manusia itu sendiri . karena Pencemaran
Pb di berasal dari gas buang kendaraan bermotor, dimana zat tersebut berdampak
sangat berbahaya bagi kesehatan.
Untuk
mengendalikan pencemaran Pb tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan teknis
yaitu dengan mengupayakan pembakaran sempurna dan mncari bahan bakar
alternatif. Pemerintah mempunyai posisi strategis untuk melakukan pendekatan
Planatologi ,administrasi dan hukum. Sedangkan untuk meningkatkan kedisiplinan
peraatan dan cara mengemudikan yang baik dan bnar dapat dilakukan pendekatan
edukatif
B.
Saran
Penyusun
menyarankan agar mahasiswa dapat lebih bermawas diri terhadap pencemaran Pb di
lingkungan sekitar dengan banyak membaca buku, artikel, jurnal, literatur dam
berbagai informasi tentang bahaya Pb di lingkungan sekitar.
DAFTAR PUSTAKA
Moch Solikin, Dampak
dan Upaya Pengendalian Gas Buang Kendaraan Bermotor, Cakrawala Pendidikan No.3,
Tahu XVI, Nov 1997.
Wardhana,
A.W.2004.Dampak Pencemaran Lingkungan, Yogyakarta : Penerbit Andi
Darmono,2009,Farmasi
forensik dan Toksikologi.jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Presss)
Palar,H.2004.
Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat.jakarta.PT Rineka Cipta
Ferdianto
Rangan,2012.Penyakit yang disebabkan oleh
Timbal.publichealth08.blogspot.com/2011/07/enyakit-yang-disbabkan-oleh-timbal.html.29maret2012
BPLHD.2009.pencemaran
Pb-dampak Pb terhadap kesehatan.www.bplhdjabar.go.id/index.php/bidang-pngendalian/subid-pmantauan-pencemaran-Pb-timbal?start=3
29 maret 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar